Berharap Pada Yang Salah
"Aku pernah mencintai sepenuh hati, namun tak pernah kutemukan jawaban pasti.
Aku pernah menunggu sekian lama, tapi tak kunjung kutemui bahagia didalamnya.
Aku pernah mati rasa, tak kurasakan sakit tapi sepi selalu mendera.
Aku pernah berharap pada dia, tapi harapanku sirna ditelan asa."
Serasa hidup pun enggan, mati tak mau. Mencintai seseorang sedemikian dalamnya seperti tak kau temui ujung samudera.
Ya, begitulah ...
Bahagia memang, tetapi diawal. Ketika kau mulai mengetahui bahwa seseorang itu tak mencintaimu selayaknya kau.
Bertubi-tubi rasa sakit menikam jantungmu.
Rasa sesak didada seperti menyelimuti tubuhmu.
Kepalamu terasa berat, bibir mengatup tak dapat berkata.
Berhari-hari menggeluti rasa sakit, akhirnya kau lelah ..
Lelah dengan rasa sakit yang sebenarnya kau buat sendiri.
Berkatalah dalam hati, "sampai kapan aku harus begini?". Kau berpikir sedemikian kerasnya, mencoba menelaah kembali skenario yang kau buat sendiri. Mencoba mencari apa yang salah dan apa yang benar, apa yang buruk dan apa yang baik, apa yang seharusnya dan apa yang tidak.
Hingga tersadar akan salahmu, kau mulai menyumpahi dirimu sendiri, "Bodoh, bodoh, bodoh!"
Bukankah sudah dijelaskan bahwa berharap pada manusia bukanlah jalan yang baik? Mengapa masih kau lakukan? Sungguh kau berada dalam kesesatan perasaan!
Kau terkesima dengan keindahan paras, dengan manisnya kata-kata, tanpa menelusuri lebih dalam isi hatinya.
Sesungguhnya kau hanya jatuh cinta pada bayangan semu seorang pria yang tak pernah kau ketahui wujud aslinya.
Bahagiakah? Itukah cinta yang kau agungkan? Tidakkah kau mengerti bahwa cinta sejati hanyalah cintamu pada Illahi, cintamu pda ibumu, cintamu pada kasihmu yang kau karenakan Tuhanmu. Berhentilah menghujat dirimu sendiri, berhentilah menghujat pribadimu. Kau sakit seperti ini, bukan karena kau tak pantas dicintai olehnya.
Tapi karena dia tidak pantas untukmu. Lalu untuk apa kau bersedih? Menangis? Dan menyesali perbuatanmu? Apakah kau lupa? Bahwa setiap rasa cinta adalah sebuah anugerah. Tak memandang pada siapa cintamu berlabuh. Hanya saja mungkin jalan yang kau pilih untuk cintamu adalah salah.
Imam Syafi'i pernah berkata, "Ketika hatimu terlalu berharap pada seseorang, maka Allah timpakan ke atas kamu pedihnya sebuah pengharapan, supaya kamu mengetahui bahwa Allah sangat mencemburui hati yang berharap pada selain Dia (Allah). Maka Allah menghalangimu dari perkara tersebut, agar kamu kembali berharap kepada-Nya."
Itulah mengapa sebabnya, kepedihan mendera ..
Ingatlah! Sebelum kita mencintai seseorang. Cintailah terlebih dahulu Ia (Allah) sang maha pemberi hidup. Atas namakanlah cinta untuk pria halalmu karena Allah Tuhanmu.
Karena dibalik kesabaran, ada hikmah yang berkah bagi kehidupanmu nantinya.
Barakallah ..
Komentar
Posting Komentar