Kadang Kita Lupa
Kadang kita lupa bahwa kita ini hidup di dunia hanya sementara. Kadang kita lupa bahwa Allah sang pemberi nikmat menciptakan hambanya sedemikian rupa sudah “pas” dengan porsinya. Kadang kita lupa bahwa segala sesuatu yang ada pada kita ini hanya sebuah pinjaman, yang dibayar kredit dengan ibadah sampai jatuh tempo tiba.
Aku belajar pada adik dan mamaku, selepas buka puasa dan tarawih kita nonton film dengan ditemani sepotong roti bakar berbalut kebersamaan dan cokelat panas bercangkir kesederhanaan. Kami nonton film bersama, makan dan minum bersama, tertawa bersama ditengah udara dingin yang mendera. Kami bahagia, meski hanya sekadar bercengkrama. Aku berkata pada mamaku, “Mah, meski hanya sepotong roti bakar dan secangkir cokelat panas, nikmat ya”. Adikku berkata, “Alhamdulillah mba jangan lupa”. Mamaku menimpali, “Bukan hanya sekadar sepotong roti bakar dan secangkir cokelat panas, tawa kalian itu juga nikmat. Mungkin apa yang kita makan ini ‘hanya sekadar’, tapi pernah engga terpikirkan kalau mereka yang diluar sana lagi kelaparan. Makan makanan kita yang katanya ‘hanya sekadar’ ini mungkin mereka belum pernah, apalagi untuk membelinya. Makanya kalian harus banyak-banyak bersyukur, segala sesuatunya kalau disyukuri rasanya nikmat. Meski sesuatu itu hanya sebesar tahi lalat”.
Subhanallah, hanya dengan sepotong roti bakar dan secangkir cokelat panas Allah turunkan hidayah untuk buat aku sadar. Percaya atau tidak, kata-kata mamaku itu jadi bom dihati. Dalam sekejap aku langsung terdiam, merenungi sejenak dan mengiyakannya dalam hati. Betapa terkadang aku lupa, bahwa aku tidak pernah kekurangan sesuatu apapun, dan aku lupa untuk bersyukur. Aku selalu menuntut hidupku seperti mereka, dan tidak pernah mengingat bahwasanya setiap detik Allah turunkan nikmat buatku dan keluargaku.
Terkadang kita lupa, bahwa nikmat itu tidak berarti harta saja. Nikmat bisa berupa banyak hal, nafas yang kita hembuskan, waktu dan kebersamaan, tawa nan riang, bahkan mulut yang bertasbihpun merupakan nikmat yang Allah berikan. Terkadang kita lupa bahwa tidak selalu hal yang besar lebih berarti dibandingkan hal yang kecil. Bersyukur tidak hanya dengan menerima segala kekurangan, tetapi bersyukur adalah tentang bagiamana kita mau membuka mata hati kita untuk peka terhadap nikmat yang Allah berikan di sekitar. Tundukan kepala dan lihatlah kebawah, jangan selalu mendangak dan melihat ke atas.
Komentar
Posting Komentar