Pa, Aku Rindu


Hari ini hari ayah, yaa.. Hari ayah ☺. Pikiranku berkelana pada 14 tahun yang lalu. Saat aku masih merasakan hadirmu, pa. Samar-samar aku ingat kenangan-kenangan itu. Entahlah harus bahagia atau sedih aku kala mengingatmu.

Papa adalah alasan aku ada, papa pula alasanku bertahan hingga sekarang ini. Sudah lama sekali aku tak menjumpainya, sudah bertahun-tahun lamanya. Papa adalah sesuatu yang tak mampu kujelaskan. Meski dalam hati mama masih menyimpan duka, aku tak tahu harus membenci atau merindukannya sejak perpisahan itu. Samar-samar aku sudah mulai lupa wajahnya, aku tidak tahu bagaimana kabarnya, bahkan aku tidak tahu dimana papa tinggal.

Tak banyak kenangan yang aku ingat tentang papa. Aku hanya mengingat sekelumit saja hal-hal yang berkaitan dengannya. Aku ingat ketika dulu waktu aku masih sangat kecil, aku seringkali menangis ditengah malam dan membangunkan papa serta mama karena sakit gigi dan sakit telingaku kambuh lagi. Mama dengan sabar bangun, dan menenangkanku. Sedangkan papa marah-marah karena tidurnya terganggu. Aku menangis tersedu-sedu dengan suara tertahan ditenggorokan.

Aku adalah anak nakal yang selalu menuntut untuk dibelikan makanan. Waktu itu aku meminta makanan ringan astor dan cheetos pada mama, tapi beliau tidak menanggapi permintaanku hingga aku menangis tersedu-sedu. Papa mulai risih dengan tangisku, ia pergi keluar entah kemana aku tak tahu. Tetapi ketika ia pulang, ia membawa satu keresek merah besar yang isinya makanan ringan. Ia membelikannya untukku. Akibatnya aku skait tifus dan lambung karena makan makanan ringan terlalu banyak. Sampai pada akhirnya aku harus dirawat inap dirumah sakit. Papa dan mama menungguiku setiap hari hingga aku sembuh dan diperbolehkan pulang kerumah. Aku ingat waktu itu papa menghadiahiku baju baru berwarna merah jambu dengan rok mini dengan warna senada. Aku pulang kerumah dengan bahagianya. Hahaha lucu sekali aku mengingatnya...

Suatu ketika saat itu usiaku masih 6 tahun, papa dan mama seringkali memperdebatkan sesuatu. Aku tak mengerti betul apa yang mereka perselisihkan. Hingga suatu hari tiba saat aku harus masuk sekolah dasar, mama dan papa masih tinggal bersama. Tetapi mereka sudah tidak saling sapa dan hubungan mereka tidak harmonis lagi. Hari itu hari pertama masuk sekolah dasar. Aku bangun pagi sekali, mama sudah menyiapkan seragam sekolah merah putihku dengan rapi. Papa menyemir sepatu baruku dan menyiapkan ikat pinggangku. Aku mulai memasukkan buku-buku tulisku kedalam tas baru. Aku sangat antusias, mama mengenakan seragam sekolah ke tubuhku. Dan papa merapikan rambutku, mengikatkan tali sepatu dan memakaikan ikat pinggang. Aku dan papa bergegas kesekolah dihari pertamaku, kami pergi kesekolah naik ojek. Papa menggendongku hingga kami tiba didepan kelas. Aku dimintanya memasuki ruangan, dan memilih tempat duduk didepan. Aku menuruti semua pintanya. Papa melihatku dari balik jendela kaca, sambil melambaikan tangannya kemudian pergi begitu saja.

Aku tidak tahu bahwa saat itu adalah saat terakhir aku melihatnya, merasakan dekapan tubuhnya, melihat senyum dan lambaian tangannya. Hanya itu yang aku ingat tentang papa, iya..hanya itu. Jika aku tahu itu adalah hari pertama dan terakhir papa mengantarku sekolah, mungkin aku akan lebih banyak melakukan hal-hal indah bersamanya.

Tidak ada kata yang mampu menjelaskan kerinduan ini. Tak ada ungkapan yang mampu gambarkan cintaku padanya. Pa, dimanapun papa sekarang aku harap papa selalu sehat dan bahagia.. Selamat hari ayah, pa ☺

Komentar

Postingan Populer