Allah Tahu, Tapi Menunggu
Berbicara tentang masa depan bersamamu memang membangkitkan semangatku. Apalagi dengan semua perencanaan matang yang seringkali lalu lalang dalam pikiran. Kata siap sepertinya paling benar digambarkan. Meski tak jarang rasa takut membuat hati pekat, namun niatan untuk beribadah dan menyempurnakan diri dalam istiqomah luar biasa tak tertahan. Jika aku memikirkan kembali kenangan masa lalu, nampaknya sudah tak ada tempat yang layak untuk predikat “baik” disematkan, namun lagi-lagi kamu dengan sejuta kekuranganmu meruntuhkan tingginya dinding hati yang beku.
Kamu memang pandai, pandai membuat hati ini percaya bahwa
setiap kesalahan dapat dengan mudah termaafkan, jikalau kita tulus dan ikhlas
berjalan dalam perubahan yang benar. Kamu memang pandai, dengan setumpuk
kesungguhan menutupi kepingan-kepingan hati yang penuh keraguan. Kamu memang
pandai, meskipun aku tak pernah melihatmu, belum pernah menyentuhmu, namun asa
ini terlalu kuat hingga tunggu menunggupun bukan lagi hal yang tabu. Ahh…kamu
masa depan, seperti apa rupa dan parasmu aku sungguh tak tahu. Tetapi doakan
saja, dalam setiap penantian aku ikhlas menunggu.
Orang bilang, jodoh itu ialah cerminan. Mungkin apa yang
dikatakan orang itu benar. Allah pun menjelaskan dalam firmannya:
“Perempuan-perempuan yang keji untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki
yang keji untuk perempuan-perempuan yang keji (pula), sedangkan
perempuan-perempuan yang baik untuk laki-laki yang baik, dan laki-laki yang
baik untuk perempuan-perempuan yang baik (pula). Mereka itu bersih dari apa
yang dituduhkan orang. Mereka memperoleh ampunan dan rezeki yang mulia (surga)”
(QS. An-Nuur:26).
Persoalan jodoh adalah persoalan sabar menanti. Persoalan jodoh
adalah persoalan memperbaiki diri. Persoalan jodoh adalah persoalan hati yang
meyakini. Jika kamu merasa telah siap namun jodohmu tak kunjung datang, maka
tak perlu risau. Allah lebih tahu dan Maha Tahu, bisa jadi Allah menilai bahwa
hatimu belum mantap, bisa jadi rasa “siap” itu hanya sebuah hasrat, bisa jadi
Allah sedang menguji kesabaran hingga tiba suatu saat.
Jodoh itu rahasia Allah. Sekuat apa kita setia, selama apa
kita menunggu, sekeras apa kita bersabar, sejujur apa kita menerima dia, jika
Allah tidak menulis jodoh kita dengannya, maka kita tidak akan dapat
bersamanya. Jodoh itu rahasia Allah. Seenggan apapun kita melihatnya, sebenci
apapun kita mengenalnya, sebagaimanapun kita tidak suka padanya, menolaknya,
kalau dia adalah jodoh yang Allah tulis untuk kita, maka jadilah ia jodoh kita.
Husnudzon saja pada Allah, yakin saja pada setiap ketentuan-Nya.
Berusahalah menjaga diri sebaik-baiknya, berteman dengan siapapun tidak masalah
asalkan kita tahu dan tidak lupa terhadap batasan-batasan yang ada. Berusahalah
membenahi hati, ingat bahwa ibadah kita di dunia ini hanya soal niat, belajar
melakukan sesuatu semata-mata demi kebaikan, demi mendapat ridho Allah. Berusahalah
percaya pada Allah, bahwa segala sesuatu yang telah Allah siapkan untuk hidup
kita adalah yang terbaik, selagi kita mencari ridho-Nya dengan baik.
Sekali lagi, Allah itu tahu, Maha Tahu. Tetapi Allah
ingin kita menunggu, ingin kita bersabar, dan soal jodoh tidak akan tertukar.
Karena pada saatnya kita akan dibersamakan orang yang senantiasa kita sebut
namanya dalam doa, atau dengan orang yang senantiasa menyebut nama kita dalam
doanya. Hanya itu saja pilihannya …
Komentar
Posting Komentar