Jangan Buru-Buru
Pernikahan adalah karunia Allah yang patut disyukuri. Jika belum datang jodoh, jangan bersedih. Allah ingin kita lebih sabar, lebih banyak belajar. Menikah bukan hanya perkara sah, berubah status dari single menjadi couple. Menikah bukan hanya perkara menyatukan cinta, membangun rumah tangga. Menikah adalah tentang keyakinan, kesiapan, kesanggupan. Menikah itu ibadah, bukan hanya pelampiasan nafsu belaka.
Ada yang sudah berusia panik? Tengok kawan kanan dan kiri sudah menemukan yang dinanti. Ada yang sudah khawatir? Takut, ketika doi tidak juga kunjung hadir. Itu adalah hal yang wajar. Ketika kita merasa usia kita sudah lebih dari cukup untuk membina rumah tangga, namun seseorang belum juga datang kerumah meminta kepada orang tua.
Bukankah pernikahan memang jalan terbaik untuk dua orang yang saling mencintai? Iya, tentu saja. Tetapi menciptakan pernikahan dan membina hubungan rumah tangga tidak sebegitu mudahnya. Ada banyak hal yang perlu dipersiapkan, terutama masalah mental. Yakinkah bahwa pilihan menikah dengan dia sudah tepat? Sudah siapkah meniti perjalanan baru bersama dengannya? Sanggupkah mengemban tanggung jawab sebagai seorang suami atau isteri dalam rumah tangga? Jangan buru-buru menjawab siap, jangan terlalu bernafsu.
Tidak serta merta karena kita sudah bekerja, mampu dalam hal ekonomi, maka kita bisa dikatakan siap menikah. Tidak serta merta karena kita sudah memasuki usia dewasa, maka kita bisa dikatakan siap menikah. Tidak serta merta, hanya karena kamu sudah pandai mengurus rumah, memasak, dan menyiapkan keperluan rumah tangga, maka kamu dikatakan siap menikah. Tidak begitu, tidak seperti itu.
Menikahlah dengan ilmu. Bahwa tanggungjawab sebagai seorang suami atau isteri itu perlu didasari dengan ilmu. Terlebih jika kelak status kita berubah menjadi ayah dan ibu. Kita harus paham betul, apa hak dan kewajiban masing-masing anggota keluarga. Kita harus tahu betul bagaimana seharusnya kita melayani keluarga.
Menjadi mapan dalam ekonomi saja tidaklah cukup, pernikahan tidak hanya soal makan. Cantik dan tampan saja juga tidak cukup, karena pernikahan bukan hanya sekadar pemuas penglihatan. Pintar saja tidak cukup, melainkan harus paham betul tentang tanggungjawab yang diemban.
Karena menikah bukan hanya soal pemuas kebutuhan ekonomi, bilogis dan sosial, melainkan untuk ibadah dan pemenuhan kebutuhan akhirat. Maka selagi jodoh kita belum datang, belajarlah. Persiapkanlah diri dengan baik, pahami betul perubahan status kita nantinya, agar kita dapat menempatkan diri pada tugas dan tanggungjawab yang baik.
Komentar
Posting Komentar