Penerimaan
Tidak ada satu orang pun yang benar-benar ingin mengakhiri sebuah hubungan yang sudah di bangun. Memulai dari awal lagi, menyusun kembali kepingan-kepingan hati. Menyiapkan diri untuk menerima seorang yang baru. Tidak semudah itu.
Siapalah yang ingin bersusah payah berlari dari garis start lagi ketika ia sudah hampir tiba di finish. Tidak ada, tak satupun. Ketika apa yang sudah dibangun mulai retak, bahkan nyaris atau sudah luluh lantak. Jangan jadikan hal itu sebagai suatu alasan untuk meninggalkan.
"Tak sanggup" dan "sudah cukup" hanyalah alibi untuk memperkeruh situasi. Sedangkan apa yang sudah dilalui bersama bukanlah hal mudah untuk dilupakan begitu saja.
Kesalahan kecil yang di elu-elukan dan kebaikan besar yang dilupakan.
Kita memang bukan Tuhan, yang punya segudang maaf.
Tetapi apakah itu menjadikan alasan bagi kita untuk tidak memaafkan dan tidak memberi kesempatan? Tidak lelahkah kau mengakhiri hubungan dengan alasan klasik? Karena sudah "tidak cocok" misalnya. Kenapa tidak sedari awal berkenalan kau menyadari adanya ketidakcocokan. Kenapa baru sekarang setelah semua rasa bertumbuh? Kenapa baru sekarang setelah kita saling butuh?
Ketahuilah, tak satupun orang dari kita dapat memastikan, bahwa ketika kita memulai hubungan baru maka kita akan bahagia dan hubungan itu berjalan tanpa bencana. Sebab tak ada satupun orang yang sempurna. Setiap orang memiliki potensi untuk saling menyakiti, mengecewakan, dan meninggalkan dalam sebuah hubungan. Bahkan orang baru sekalipun.
Bukankah kita ini manusia yang sering melakukan salah?
Bukankah kita ini manusia yang tidak sempurna?
Ketika masalah dalam sebuah hubungan masih bisa dibicarakan dan dipertahankan. Kenapalah kita harus egois? Mengorbankan hati, memaksa diri memilih kisah cinta tragis.
Ketika saling mengerti, memaafkan dan menerima justru menjadikan hubungan lebih bermakna. Saling bertahan dan menguatkan menjadikan hubungan lebih bernilai. Kita hanya perlu bersabar untuk bisa saling memaklumi. Bahwa setiap dari kita memiliki sisi buruk yang perlu dimaafkan dan sisi baik yang perlu di syukuri.
Berjalanlah bersama, jika tak bisa beriringan maka hanya perlu ada yang mengalah untuk maju atau mundur satu langkah. Selama masih dalam satu jalan, mengalah bukanlah kelemahan. Justru itu adalah langkah saling menguatkan untuk tidak menyerah begitu saja dengan keadaan.
Komentar
Posting Komentar